Dusun Ngande - Ande, Menuju Dusun Wisata Kreatif
Dusun Ngande – ande, sebuah dusun kecil dengan kurang lebih 76 kepala keluarga. Sebuah tatanan kepemerintahan yang berada tepat dibawah kelurahan atau desa, desa Purwodadi tepatnya, kecamatan Tepus kabupaten Gunungkidul. Membawahi satu rukun warga (RW) yaitu RW 12 dan dua rukun tetangga (RT). Perbatasannya meliputi Dusun Wuluh di sebelah Utara, desa Balong di sebelah Timur, ladang di sebelah selatan dan Dusun Cepogo di sebelah barat.
Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, beberapa diantaranya adalah pedagang kelontong. Dan sebagian lainnya adalah pekerja baik di instansi Desa, Kecamatan hingga perusahaan nasional, yang beberapa diantaranya merantau di Jakarta, Jogja, Magelang dan sekitarnya. Dusun Ngande – ande ini sebenarnya memiliki potensi yang cukup besar di bidang SDM nya. Karena banyak di antaranya menempuh sekolah sampai tingkat atas dan bahkan perguruan tinggi.
Selain aktif di dalam dusun sendiri, anak – anak muda Ngande – ande juga aktif di tingkat Kelurahan dan Kecamatan. Generasi awal 90an adalah awal mula terbentuknya organisasi PERISAI kependekan dari Persatuan Remaja Islam Purwodadi, yang didirikan untuk menfasilitasi dakwah Taman Pedidikan Al Qur’an ketika itu. Beberapa di antara pendiri awal organisasi ini adalah anak muda Dusun Ngande – ande, hingga beberapa tahun kemudian anak – anak muda Ngande – ande adalah motor utama bergeraknya organisasi ini. Meskipun akhir – akhir ini sudah tidak seaktif dulu lagi.
Lain organisasi lain pula dalam bidang olahraga. Dusun Ngande – ande memiliki satu klub bola voli antar kampung bernama Dwi Manunggal. Awalnya terbentuk karena terdiri dari dua dusun yaitu Wuluh dan Ngande – ande, maka Dwi Manunggal berarti dua menjadi satu. Berlokasi di sebuah tanah kosong warga setempat yang tidak di manfaatkan dengan optimal, kemudian di sewa dengan uang swadaya masyarakat dan di sulap menjadi sebuah lapangan bola voli, tempat warga setempat berlatih dan bertanding melawan dusun lain, dari kelurahan berbeda bahkan kecamatan berbeda. Cukup menjadi hiburan untuk warga sekitar ketika sore menjelang selepas pergi dari ladang. Sebelum akhirnya klub bola ini bubar dengan sendirinya akibat suhu politik yang memanas dan pergantian kepala dusun atau kadus atau DUKUH.
Bola voli hanya salah satu olahraga yang pernah hidup, dan mungkin harus di bangkitkan kembali suatu saat nanti. Karena ada beberapa anak muda juga yang sempat menekuni hobi sebagai pemain sepakbola di klub kelurahan yaitu PERSIPURWA Purwodadi yang bermarkas di Lapangan Bola NdakBong.(1) Klub Bola amatir kebanggaan seluruh warga desa Purwodadi, selain PSG Gesing.
Kembali ke Dusun Ngande – ande, karena sebagian besar berprofesi sebagai petani tadah hujan, sebagian besar warganya hidup tepat di atas garis kemiskinan. Jika tidak mau disebut miskin, warga hidup di angka pas – pasan. Hanya mengandalkan hasil tani yang di jual pada setiap hari pasaran yaitu Pon, dan banyak menginvestasikan ke bentuk hewan ternak berupa sapi dan kambing. Sebenarnya, kondisi ini cukup memprihatinkan, tetapi warga setempat tidak pernah mengeluh dan terus berjuang demi hidup masing – masing dan hidup bermasyarakat. Meski sering terdengar keluhan akibat harga berbagai bahan pokok terus meningkat, namun warga tetap mensyukuri apa yang mereka miliki dengan terus bekerja tak pandang hujan maupun panas.
Pada dasarnya, dusun Ngande – ande masihlah sangat bisa untuk berkembang menjadi dusun yang maju, karena faktor SDM seperti yang sedikit disinggung di atas. Hanya saja tingkat kepedulian yang masih kurang dan masih belum adanya sosok pemimpin yang mampu mendorong dan membantu fasilitas untuk menjadikan dusun ini menjadi dusun yang tak hanya mengandalkan sektor pertanian dan dagang yang hasilnya hanya sampai pada kata cukup.
Industri kreatif dan pariwisata adalah sektor yang paling mungkin untuk di kembangakan disini. Di sektor pariwisata misalnya, dusun Ngande – ande pernah memiliki kelompok seni Tari Reog, dan sempat mempunyai nama di kancah luar bahkan beberapa kali di undang di acara – acara di luar dusun bahkan di luar kecamatan, sebelum akhirnya bubar karena adanya satu warga yang berkhianat. Seni ini masih bisa di kembangkan dan di bungkus menjadi lebih modern dengan mengesampingkan hal mistis di dalamnya.
Meskipun hal mistis itu adalah daya tarik tersendiri, namun harus mempertimbangkan segi moral dan agama, karena memang menyimpang dan cenderung syirik. Seni Tari Reog ini, bisa di kemas menjadi seni modern yang menarik, dan di kembangkan menjadi seni wayang orang, seni tari tradisional, seni musik karawitan dan lain – lain.
Tanpa campur tangan warga dari luar, sebenarnya warga setempat bisa dan mampu untuk mengembangkannya lagi dan menjadikan dusun Ngande – ande menjadi desa wisata bersaing dengan desa wisata lain yang sudah lebih dahulu aktif di dunia wisata Gunungkidul. Selain dari seni, kehidupan warga setempat sehari – hari juga sangat menarik untuk di nikmati kalangan wisatawan kota. Kehidupan warga yang sederhana, kehidupan warga ketika bekerja, ketika rembug di balai dusun dan lain sebagainya, bisa menjadi daya tarik sendiri. Kehidupan khas dusun yang damai, bisa di tawarkan disini dengan mengembangkan homestay yang masih asing di telinga warga.
Warga bisa di edukasi mengenai homestay atau penginapan dengan bebasis kemasyarakatan menjadi homestay yang berbeda dengan homestay pada umumnya. Filter terhadap budaya luar yang seringkali merusak budaya setempat juga sudah terbangun sejak lama, dan hanya perlu mempertahankan bahkan semakin menguatkan. Tak hanya melulu soal tidur, lokasi dusun Ngande – ande yang di apit banyak bukit kecil, bisa di manfaatkan sebagai area tracking. Hanya perlu ditanami tanaman yang menyegarkan udara.
Lokasi dusun Ngande – ande juga sangat dekat dengan deretan pantai Siung – Nglambor – Jogan – Timan – Ngitun, dan wisata air banyunibo. Di sebelah timur ada deretan pantai Wediombo yang sudah tersohor ke penjuru Gunungkidul dan Yogyakarta. Di sebelah barat juga dekat dengan deretan Pantai Indrayanti, Sundak, Krakal, Kukup dan Baron. Pantai – pantai tersebut bisa di jangkau dengan waktu hanya hitungan menit. Tidak perlu bermacet ria di Kareng rejek menuju pantai Baron.
Ini bisa menjadi solusi bagi wisatawan agar lebih memaksimalkan masa liburnya dengan menginap di rumah warga setempat yang menyediakan Homestay di dalamnya dengan cara menginap pada malam sabtu dan malam minggunya sehingga tidak terlalu lelah dalam berwisata. Mengingat dusun Ngande – ande adalah dusun yang terletak di Provinsi DIY, harga yang di patok pun tidak perlu terlalu mahal. Yang penting adalah berkesinambungan.
Beralih ke sektor industri kreatif. Sebuah industry yang saat ini sedang berkembang dan semakin berkembang di dunia. Industri yang mampu mengapresiasi hasil pemikiran kreatif seseorang dalam bentuk rupiah atau dollar. Kenapa sektor ini kemudian menjadi hal potensial yang perlu di kembangan di dusun Ngande – ande ? Jawabannya adalah karena Ngande – ande mempunyai pemikir – pemikir kreatif yang masih bisa di kembangkan dan di kompori untuk menjadi lebih maju lagi serta Ngande – ande memiliki potensi dari bahan mentah hasil pertanian yang bisa di maksimalkan pemanfaatannya.
Singkong yang biasanya hanya di jual dalam bentuk gaplek kering atau setengah kering (bahkan basah) yang dinilai per kilo hanya hitungan di bawah seribu rupiah, bisa di olah menjadi keripik dengan nilai jual yang lebih tinggi. Singkong sekilo tadi bisa menghasilkan keripik singkong menjadi beberapa bungkus, dan tentu nilai jualnya juga tidak sama dengan gaplek. Stigma masyarakat yang menjadikan Gunungkidul sebagai kota gaplek harus di ubah perlahan.
Selain itu, beberapa anak muda di Ngande – ande juga memiliki kemampuan untuk design grafis. Kemampuan yang kemudian bisa dituangkan dalam bentuk design kaos, design undangan berkualitas, design topi, design souvenir, design ukir modern dan masih banyak lagi. Sumber daya alamnya pun melimpah, dimana – mana bambu bisa ditemui, berbagai macam kayu berkualitas mudah di jumpai.
Itulah sedikit faktor yang kemudian bisa menjadi pendorong untuk berkembangnya dusun Ngande – ande dari dusun biasa menjadi dusun dengan label Dusun Wisata Kreatif. Jika ada kemauan pasti ada jalan, dan penulis yang tumbuh dan besar di dusun Ngande – ande ini, memulainya dengan menuliskan cerita singkat ini. Dengan harapan dan tujuan menjadikan Ngande – ande menjadi dusun yang maju dusunnya sejahtera warganya. Menjadi dusun yang asri, gemah ripah loh jinawi. Dan menjadi dusun yang mampu menopang ekonomi pedesaan.
Dengan harapan pula agar dusun Ngande – ande menghilangkan pandangan yang berkembang di masyarakat Purwodadi yakni dusun bermasalah. Masa itu telah lewat. Orang – orang yang bermasalah dulu, kini menjadi orang – orang yang lebih baik. Setidaknya meskipun ada sedikit pengkhianat di dalamnya, dusun Ngande – ande saat ini telah menjadi dusun yang lebih baik beberapa tahun kebelakang.
Sebagai solusi dan wadah untuk berkreasi, penulis yang juga merupakan penggagas Geka Creative (klik), mengajak siapapun untuk berkunjung ke dusun Ngande – ande. Dan mengajak semua pemilik modal untuk mau memberikan dorongan agar dusun ini mampu berkembang lebih baik lagi, serta mengajak para anak muda kreatif dimanapun berapa bergabung dan menjadi team dari Geka Creative
To be continued…..